Setelah membaca
salah satu status teman di wall kelas, sejenak aku jadi teringat kata-kata di
salah satu buku yang ditulis oleh salah satu penulis terkenal dari cina, memang
cina terkenal akan ajaran-ajaran mengenai konfusius, tao, dan sebagainya. Yang semua
itu dapat membebaskan cara pikiran kita yang dulunya terpusat menjadi terbuka. Meskipun
buku-buku ditulis dari pemikiran-pemikiran dan budha-tiga agama dalam tradisi china
serta berasal dari pujangga dan sejarawan tpi buku-buku tersebut masih bisa
dibaca oleh orang-orang yang beragama selain budha. Dan dari sekian banyak
penulis buku asal cina yang paling saya sukai adalah Tsai Chih Chung
(recommended bnget buat kalian semua yang doyan membaca), penulis ini mampu
mengilustrasikan mengenai pemikiran-pemikirannya yang “BRILIANT” menjadi komik yang menarik sekaligus
menghibur, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami pemikiran-pemikiran dalam
tiga agama besar di china yang bisa dianggap rumit. Buku-bukunya menganjurkan
kehidupan yang sederhana, baik, tenteram, dan harmonis dengan sesama manusia di
dunia paa umumnya. Dan dari ilustrasi-ilustrasinya di komik yang ia tulis dapat
memberikan renungan dalam kehidupan seharihari ang dapat diterapkan dalam
setiap aspek kehidupan yang serba modern ini.
Mungkin ini yang pepatah kuno
menyarankan kita untuk belajar sampai ke negeri cina, karena tidak bsa
dipungkiri bahwa orang-orang cina memang pintar-pintar terbukti banyak orang
cina yang mendominasi saham atau perusahaan-perusahaan di indonesia. Namun saya
tidak bermaksud untuk merendahkan bangsa kita, tapi itulah kenyataan yang
terjadi banyak warga indonesia yang sukses dalam berbagai bidang tapi ya tahu
sendiri lah kita masih bisa dibilang ketinggalan. Oh ya berawal dari membaca
status teman di wall kelas tadi yang bertemakan “DIAM ITU MEMBUAT KITA TENANG”
saya jadi teringat tentang salah satu buku dari tsai chih chung yang berjudul “BE
A CAT” yang telah di alih bahasakan, disitu dituliskan bahwa kita harus menjadi
seperti seekor kucing. Mengapa kita harus seperti kucing? dan dia menulis bahwa
sebab sekarang adalah abad 20, adalah zaman elektronika dan revolusi industri. Itu
adalah masa dimana perusahaan-perusahaan besar bergabung membentuk
konglomerat-konglomerat yang besar-besar. Kerjasama adalah soal tanggungjawab
berlapis dan disipilin antar tingkatan. Kesatuan adalah kekuatan. Seseorang
individual berkontribusi terhadap tim dan sebagai balasannya mendapatkan
ketentraman dan pengakuan. Lewat kerjasama dan tantangan bersama, ia naiki
tangga perusahaan. Tetapi semuanya itu tinggal sejarah. Itu adalah zaman
anjing, zaman diman kita dituntut untuk bekerjasama seperti seekor anjing yang
hidup berkelompok dan itu membuat kita tidak bisa mandiri, namun sekarang
adalah zamannya kucing, zaman yang
menuntut kita untuk hidup mandiri, zaman yang menuntut suatu individu menjadi
individu yang mampu bersaing dan tidak akan tergusur oleh “seleksi alam” di
zaman yang serba modern ini. Kita dituntut untuk dapat bekerja sendiri maupun
dalam tim karena dalam tim apabila ada anggota yang tidak dapat berkontribusi
dengan maksimal maka akan menimbulkan kerugian pada tim tersebut. Perilaku seperti
itu sama seperti seekor kucing yang selalu bekerja sendiri dan mandiri, mereka
selalu mengawasi lingkungan sekitar untuk menunggu dan mencari kesempatan agar
dia dapat sukses dengan memanfaatkan lingkungan sekitar dengan terampil,
cekatan, berfikir cepat dan tepat sasaran. Dalam buku itu juga ditulis saat
anda tak memiliki kata-kata yang perlu dibicarakan, diamlah. Seperti kucing,
mereka mengeong karena ada yang akan disampaikan berbeda dengan anjing yang
selalu berisik karena mereka memang suka mengonggong tanpa sebab yang jelas. Cukup
mudah untuk mengetahui kapan waktunya berbicara. Namun, mengetahui kapan anda
harus diam adalah hal yang jauh berbeda. Salah satu fungsi bibir adalah
dikatupkan. Bagaimana anda bisa memperhatikan dan mendengarkan dengan lidah
yang berkata-kata. Diamlah demi kejernihan pandangan anda.
Orang yang
mampu diam ditengah keinginan untuk berbicara mampu menemukan kesadaran
dirinya. Sekali anda membuka mulut, anda akan temui betapa banyak
kalimat-kalimat meluncur tanpa disadari. Mungkin sebagian kecil kata-kata itu
tidak anda kehendaki. Seringkali orang tergelincir oleh kerikil kecil, bukan
batu besar. Butiran mutiara indah hanya tercipta bila kerang mutiara
mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sekali ia membuka lebar-lebar cangkangnya,
maka pasir dan kotoran laut akan segera memenuhi mulutnya. Inilah ibarat,
kekuatan anda untuk diam para bijak. Untuk itu anda perlu berusaha membukanya
sekuat tenaga. Bukankah pepaah mengatakan “diam adalah emas”.
0 komentar:
Posting Komentar